"If you can't explain it simply, you don.t understand it well enough."

-Albert Einstein-

Senin, 26 September 2016

Ikatan Kovalen Polar dan Non-Polar

Haii teman-temann! Sesuai judul di atas, kali ini kita akan membahas tentang ikatan kovalen polar dan non-polar. Sebelum membahas lebih jauh, yuk kita intip sedikit tentang ikatan kovalen!

Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron. Ikatan kovalen terbagi berdasarkan jumlah ikatan (tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga), kepolaran (polar dan non-polar), dan ada juga ikatan kovalen koordinasi.

Kepolaran Ikatan

Kepolaran dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom. Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. Dalam hal kepolaran suatu senyawa tergantung dari harga momen dipolnya. Momen dipol merupakan selisih harga kelektronegatifan antara atom yang berikatan.

 

Ikatan Kovalen Polar dan Non-Polar, Apa Sih Maksudnya?

1. Ikatan Kovalen Polar

Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika elektron sekutu di antara atom tidak benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi ketika satu atom mempunyai elektronegativitas  yang lebih tinggi daripada atom yang lainnya. Atom yang mempunyai elektronegativitas yang tinggi mempunyai tarikan elektron yang lebih kuat. Akibatnya elektron sekutu akan lebih dekat ke atom yang mempunyai elektronegativitas tinggi.

Dengan kata lain, akan menjauhi atom yang mempunyai elektronegativitas rendah. Ikatan kovalen polar menjadikan molekul yang terbentuk mempunyai potensial elektrostatis. Potensial ini akan membuat molekul lebih polar, karena ikatan yang terbentuk dengan molekul polar lain relatif lemah. Ilustrasi ikatan kovalen polar seperti contoh berikut ini:

Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.

Ikatan Kovalen 

 

2. Ikatan Kovalen Non Polar

Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika atom membagikan elektronnya secara setara (sama). Biasanya terjadi ketika ada atom mempunyai afinitas elektron yang sama atau hampir sama. Semakin dekat nilai afinitas elektron, maka semakin kuat ikatannya.

Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada molekul gas, atau yang sering disebut sebagai molekul diatomik. Ikatan kovalen nonpolar mempunyai konsep yang sama dengan ikatan kovalen polar, yaitu atom yang mempunyai nilai elekronegativitas tinggi akan menarik elektron lebih kuat. Pernyataan tesebut benar, namun jika terjadi pada molekul diatom (dimana atom penyusunnya adalah sama) maka elektronegativitas juga sama. Ilustrasi ikatan kovalen nonpolar seperti contoh berikut ini:
Misalnya pada Iodine (I). Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).
Ikatan Kovalen

Demikianlah pembahasan mengenai ikatan kovalen polar dan non-polar, semoga bermanfaat! ^^

33 komentar:

  1. tiara, ada dak cara lain selain yang diatas menentukan senyawa tersebut termasuk non polar atau polar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya ada 3 syarat untuk menentukan sebuah senyawa polar atau tidak dan saya tidak memasukkannya ke dalam postingan saya. 3 syarat tersebut yaitu:
      1. Ada atom elektronegatif (atom-atom pada golongan 5A-7A)
      2. Atom yang berikatan tidak boleh atom yang sama (seperti N2, I2, dll)
      3. Ada PEB di atom pusat

      Jika ada salah satu syarat saja tidak terpenuhi, maka sebuah senyawa tidak dapat dikatakan polar.

      Hapus
    2. Kalau dari golongan 1A-3A ada dak atom elektronegatif nya?

      Hapus
    3. Saudari Reka, seperti yang telag saya jelaskan bahwa atom elektronegatif terdapat pada golongan 5A-7A sehingga dapat disimpulkan bahwa atom-atom diluar golongan 5A-7A bukanlah atom elektronegatif.

      Hapus
  2. Saya ingin bertanya, molekul diatomik itu apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Molekul diatomik adalah sebutan untuk molekul yang hanya terdiri atas 2 atom. Atom-atom penyusun molekul diatomik dapat berupa atom-atom berbeda maupun atom-atom yang sama.

      Hapus
    2. Apakah hanya untuk ikatan kovalen non polar saja?

      Hapus
    3. Lalu, apakah semua unsur dapat menjadi atom penyusun molekul diatomik?

      Hapus
    4. Tidak, saudari Reka. Pada molekul diatomik juga dapat terjadi ikatan ion, kovalen tunggal, dan kovalen rangkap. Jenis ikatan yang terbentuk ditentukan oleh atom" penyusun molekul diatomik itu sendiri.

      Hapus
    5. Saudari Ana, jawabannya mungkin iya dan mungkin juga tidak. Sebuah molekul diatomik dilihat lagi dari atom-atom penyusunnya; dengan siapa atom tersebut berikatan.

      Hapus
    6. Ooo.. terima kasih atas jawabannya.

      Hapus
  3. Saya ingin bertanya,apakah Ikatan kovalen nonpolar hanya terjadi pada molekul gas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya ikatan kovalen nonpolar tidak hanya terjadi pada molekul gas, namun antara senyawa atau molekul yang tidak memenuhi syarat-syarat ikatan kovalen polar. Jadi ikatan kovalen non polar dapat terjadi pada atom-atom selain molekul gas.

      Hapus
  4. Saya ingin bertanya titik didih manakah yang lebih tinggi? senyawa dengan ikatan kovalen polar atau non polar ? Bisakah anda menjelaskannya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika berbicara mengenai titik didih, titik didih senyawa polar lebih tinggi dari senyawa non polar. Hal ini dipengaruhi oleh kepolaran ikatan itu sendiri. Semakin polar suatu senyawa, maka makin tinggi pula titik didihnya, dan sebaliknya.

      Hapus
    2. Hmm... Bagaimana cara kita untuk menentukan Tingkat kepolaran suatu senyawa ?

      Hapus
    3. Kepolaran suatu senyawa dapat diukur berdasarkan perbedaan keelektronegatifan atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya, maka senyawa tersebut makin polar. Semakin kecil perbedaannya, otomatis makin non polar.

      Hapus
  5. saya nurul mau bertanya, kan tadi anda menjelaskan syarat" untuk menyatakan polar, salah satunya adalah ada PEB di atom pusat, bagaimana dengan HF bagaimana cara menentukan atom pusatnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berikut beberapa cara untuk menentukan atom pusat:
      1. Atom pusat biasanya ditulis di awal rumus formulanya.

      2. Atom pusat biasanya atom yang lebih elektropositif atau kurang elektronegatif.

      3. Atom pusat biasanya atom yang memiliki ukuran lebih besar dari atom atau susbstituen-substituen yang ada. H ukuran paling kecil sehingga tidak pernah berlaku sebagai atom pusat.

      Nah, pada kasus HF, berlaku cara ketiga, yaitu H tidak pernah menjadi atom pusat sehingga atom pusat dari HF adalah F.

      Hapus
    2. Saya kurang mengerti maksud dari 'atom pusat biasanya ditulis di awal rumus formulanya.' Bisakah Anda jelaskan pada saya?

      Hapus
    3. Terima kasih untuk pertanyaannya. Untuk atom pusat yang biasanya ditulis di awal rumus formulanya dapat kita ambil contoh CCl4. Tentu dalam ikatan CCl4 yang berperan sebagai atom pusat adalah C dan atom C ditulis terlebih dahulu pada rumus formulanya (CCl4).

      Hapus
    4. Bagaimana dengan H2O? Bukankah atom pusatnya O? Tapi O tidak ditulis di depan, mengapa demikian?

      Hapus
    5. Atom pusat memang tidak selalu ditulis di depan, tetapi 'biasanya' ditulis di bagian depan formula. Nah, untuk kasus H2O ini, kita mengikuti cara yang ketiga, yaitu H tidak mungkin dijadikan sebagai atom pusat. Maka dari itu, yang menjadi atom pusat adalah O.

      Hapus
    6. Mengapa H tidak mungkin menjadi atom pusat?

      Hapus
    7. Dapat Anda lihat pada cara ketiga, yaitu "Atom pusat biasanya atom yang memiliki ukuran lebih besar dari atom atau susbstituen-substituen yang ada. H ukuran paling kecil sehingga tidak pernah berlaku sebagai atom pusat."

      Hapus
  6. Bolehkah saya bertanya lagi? Bukankah H2SO4 adalah polar ya? Saya masih bingung yang mana parsial negatif dan parsial positifnya, bisakah Anda jelaskan?

    BalasHapus
  7. Pada H2SO4, parsial negatif terdapat pada atom O dan parsial positifnya terdapat pada atom H. Hal ini disebabkan oleh keelektronegatifan O yang lebih besar daripada H sehingga O bermuatan negatif dan H bermuatan positif.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lalu mengapa S tidak menjadi parsial negatif? Mengapa harus O? Bisakah jika S yang menjadi parsial negatif?

      Hapus
    2. Saudari Ana, maaf saya ralat sebelumnya. Di antara atom-atom penyusun senyawa H2SO4, O memiliki keelektronegatifan paling tinggi sehingga O membentuk parsial positif sedangkan H dan S membentuk parsial negatif. Jadi parsial negatif tidak hanya dimiliki oleh H, tetapi juga oleh S. Mohon maaf atas kekeliruannya.

      Dengan demikian S tidak bisa menjadi parsial negatif karena S lebih cenderung elektropositif dan tertarik ke arah O.

      Hapus
  8. tiara, apa itu potensial elektrostatis?

    BalasHapus
  9. saya pernah mendengar polarisasi. apakah yang dimaksud polarisasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Polarisasi berarti masing" atom akan membentuk kutub yang berlawanan, yaitu kutib positif dan negatif.

      Hapus
  10. "Ikatan kovalen polar menjadikan molekul yang terbentuk mempunyai potensial elektrostatis". Apa maksud dari pernyataan tersebut dan apa itu potensial elektrosastis? Tolong jelaskan!

    BalasHapus